Gus Dur: Pentingnya Persaudaraan Manusia dengan Dasar Kemanusiaan
Tindakan dan sikap itu, menurut Gus Dur, sesungguhnya telah diajarkan oleh Islam dan para Nabi-nabi sejak ribuan tahun lalu.Ia sering mengutip sumber literature Islam klasik yang bicara mengenai hak-hak individu. Salah satunya adalah Al-Mustashfa, karya Imam Abu Hamid al-Ghazali. Sufi besar ini mengatakan bahwa tujuan aturan agama adalah memberikan jaminan keselamatan keyakinan orang, keselamatan fisik, keselamatan profesi, kehormatan tubuh dan pemilikan harta.
Al-Ghazali menyebut lima prinsip dasar perlindungan ini sebagai "al-kulliyyat al-khams". Orang sering menyebutnya "Maqashid al Syari'ah" (tujuan-tujuan pengaturan kehidupan). Lima prinsip ini merupakan pemberian Tuhan pada setiap manusia yang tak ada seorang manusiapun berhak mengurangi atau menghilangkannya. Inilah basis fundamental (al rukn al asasi) pikiran pikiran dan langkah langkah Gus Dur.
Meskipun Gus Dur membaca dan mengerti, tetapi ia tidak mengutip pandangan atau sumber dari Barat atau Yahudi. Seperti dituduhkan sebagian orang. Ia menggalinya dari sumber tradisi islam sendiri, dan ia mampu menginterpretasikan dengan cara-cara yang memukau dan genuine, sejalan dengan konteks kehidupan yang selalu bergerak. Ia memang sangat kaya dengan referensi tradisi Islam klasik ini berikut peringkat analisisinya: bahasa, sastra, logika, filsafat, sosial dan metode metode keilmuan.
Melalui penjagaan atas lima prinsip dasar kemanusiaan universal tersebut, Gus Dur memimpikan berkembang dan tersebarnya persaudaraan manusia atas dasar kemanusiaan.
Post a Comment for "Gus Dur: Pentingnya Persaudaraan Manusia dengan Dasar Kemanusiaan "