Memahami Makna Ukhuwah Insaniyyah Ala Gus Dur
Ukhuwah insaniyyah, tanpa dibatasi sekat-sekat primordial. Ini menurut saya sesungguhnya merupakan gagasan para sufi besar. Para sufi yang sejumlah namanya disebutkan diatas, adalah orang orang yang paling vokal menyuarakan gagasan plurasisme dan persaudaraan universal itu. Tak ada keraguan sedikit pun di hati mereka pada prinsip utama agama bahwa tidak ada di alam semesta ini Kecuali Tuhan yang satu yang kehadapa-Nya seluruh yang mawjud tunduk. Dan seluruh yang mawjud (ada) sejak ia ada keberadaannya tercabut, selalu dan terus mencari-cari Dia melalui jalan dan bahasa yang berbeda-beda.
عبارتنا شتىوحسنك واحد وكل الى ذاك الجمل يشير
Bahasa kita begitu beragam tetapi engkaulah satu-satunya yang indah
Dan kita masing-masing menuju kepada keindahan yang satu itu
Maka kebhinekaan realitas alam semesta ini seharusnya tidak menghalangi setiap manusia untuk memahami pikiran, bahasa dan kehendak-kehendak manusia yang lainnya. Para sufi memandang alam semesta yang beragam dan yang seluruhnya mengandung keindahan sebagai "tajalli" Tuhan, perwujudan rahmat dan keagungan-Nya di alam semesta. Keberanekaan berasal dari Tuhan. Dialah sang Pemciptanya. Ibnu Athaillah, nama sufi besar yang dikagumi Gus Dur, banyak bicara soal Kesatuan Semesta, meneruskan gagasan Ibnu Arabi. Ibnu Ajibah mengomentari gagasan itu dalam syairnya yang indah:
أنظر جامالى شاهدا فىكل إنسان
الماء يجرى نافدا فى أس الاغصان
تجاده ماء واحدا والزهر ألوان
Lihatlah keindahan-ku
Tampak pada semua manusia
Air mengalir, menembus pokok dahan dan ranting
Engkau mendapatinya
Berasal dari satu mata air
Padahal bunga berwarna-warni
Baca juga: Gus Dur: Pentingnya Persaudaraan Manusia dengan Dasar Kemanusiaan
Baca juga: Gus Dur: Pentingnya Persaudaraan Manusia dengan Dasar Kemanusiaan
Nah, lagi lagi disini kita menemukan jalan yang ditempuh Gus Dur. Gagasan-gagasan dan tindakan tindakan plurasismenya berangkat dari tradisinya sendiri. Ia tekun mengaji kitab kitab klasik raksasa dan primer sampai khatam.
Sayang, kitab kitab ini jarang dibaca orang atau dibaca tetapi hanya sampai kulit luar, yang tertulis, yang literal, harfiyah, dan tak khatam, tak selesai.
Baca selanjutnya...
Post a Comment for "Memahami Makna Ukhuwah Insaniyyah Ala Gus Dur "