Pengertiaan Tasawuf dan Akhlak Tasawuf
Tasawuf ketika mendengar kata tasawuf sebagian orang sudah tidak terlihat aneh, atau sudah biasa bahkan ada sebagian yang sudah tahu dan paham betul apa itu tasawuf? Setiap mendengar kata Tasawuf sebagian orang akan langsung tahu dan paham bahwa Tasawuf itu terkenal dengan sufi atau terkenal ahli ibadah, ahli kebatinan, ahli kalbu dan sebutan lainnya. Memang tidak ada yang salah dari jawaban sebagian orang mengenai Tasawuf, semua orang yang merasa tahu atau pernah mendengar kata Tasawuf tentunya akan menjawab tidak jauh dari yang disebut di atas. Kalau diteliti secara mendalam orang yang mengetahui dan paham mengenai arti Tasawuf tentu tidak jauh dari orang pedesaan, kalau mau mengakui sebenarnya orang pedesaan secara tidak langsung sudah mengamalkan ajaran Tasawuf sehingga dalam berkehidupan cenderung lebih berhati-hati, meskipun juga secara tidak sadar apa yang dilakukan oleh orang pedesaan sebenarnya sudah mencerminkan Tasawuf. Namun, kalau mau belajar dengan orang pedesaan memang terlihat seperti orang Tasawuf, begitu juga sebaliknya kalau melihat orang Tasawuf tentunya tidak jauh dari perilaku orang desa.
Dunia Tasawuf bagi sebagian orang memang terkenal atau identik “Ndeso” tapi begitulah kehidupan tasawuf penuh dengan kesederhanaan, dibalik kehidupan Tasawuf yang sederhana tersimpan lentera kehidupan untuk menerangi gelapnya malam. Kehidupan Tasawuf memang labih mengedepankan sikap-sikap yang sederhana ketimbang berlebihan, seperti meniliki kehidupan orang desa yang penuh dengan kekeluargaan, persaudaraan, dan kebersamaan yang terus melekat sampai sekarang. Tasawuf atau Sufi adalah mereka yang menempuh jalan Tuhan dengan kesederhanaan. Kehidupan para sufi dengan kehidupan orang di pedesaan seperti ada kemiripan, kalau mau dikaji dari sudut kehidupan, lingkungan, dan kebiasaan, seperti ada persamaan anatara keduanya. Kehidupan antara orang sufi dengan orang “Ndeso” memang memiliki kemiripan dalam berbagai sudut pandang sehingga dalam persepsi ada orang yang menyebut bahwa orang sufi itu identik dengan orang “Ndeso”, padahal dalam faktanya tidak demikian. Seperti dalam sejarahnya Rasulullah Saw menyebutkan bahwa Sufi berasal dari sahabat yang saat itu berada di Madinah kemudian ikut kepada Rasulullah Saw. Tasawuf sendiri mempunyai berbagai penafsiran dari para ulama seperti ada mengatakan bahwa Tasawuf berasal dari kata Safa, yang berarti jernih. Ada lagi yang mengatakan Tasawuf berasal dari kata Shafwah, yang berarti orang-orang terpilih. Dan ada lagi sebagian ulama yang mengatakan Tasawuf berasal dari kata Shaf yang berarti barisan atau susunan. Dari perbedaan tersebut terlihat bahwa perbedaan sudah ada dari zaman dahulu, ulama terdahulu dengan kedalaman ilmunya mampu menghargai dan menerima perbedaan yang berbeda dari dirinya.
Kemudian kalau ada yang berfikir apakah Tasawuf zaman dahulu dengan sekarang itu berbeda, maka jawabannya adalah berbeda, berbeda disini bukan berarti menghilangkan inti dari ajaran Tasawuf tersebut melainkan berbeda dalam arti menjawabnya. Sebab dalam ajaran Tasawuf pernah disebutkan bahwa Tasawuf adalah ajaran yang paling benar, jalan mereka adalah jalan yang paling lurus dan apabila mereka ahli (Tasawuf) diberi ajaran atau diberi jalan lain yang berbeda dari mereka maka itu tidak bisa menggantikannya. Lalu apa perbedaan antara Tasawuf dengan Akhlak Tasawuf? Apakah Tasawuf termasuk Akhlak? Atau apakah Akhlak termasuk Tasawuf? Atau apakah Tasawuf bagian dari Akhlak atau juga sebaliknya? Tentu untuk menjawabnya seseorang perlu memahami pemahaman yang utuh dan menyeluruh tentang Tasawuf, jangan serampangan, jangan rancu, alias mencampuradukan keduanya, sebab banyak yang rancu dalam memebedakan antara Tasawuf dan Akhlak sehingga timbul salah paham yang ujung-ujungnya nanti pahamnya salah juga.
Perbedaan antara Tasawuf dan Akhlak Tasawuf bukan berarti juga menafikan Akhlak dalam artian menghilangkan Akhlak dari Tasawuf. Melainkan Tasawuf dengan Akhlak Tasawuf ada persamaan, ada keterkaitan, tetapi tetap tidak menghilangakn Tasawuf dari Akhlak Tasawuf ataupun menghilangkan Akhlak Tasawuf dari Tasawuf sebab keduanya memiliki peran dan fungsi sendiri.
Tasawuf atau Sufi adalah mereka yang kaya hatinya, tetapi tidak pasif terhadap kenyataan hidup, kehidupan di dunia bagi sufi adalah fakta yang tidak bisa diingkari, mereka menghadapinya secara realistis, dengan kedekatan pada Allah, mereka selalu percaya diri dan optimis, kehidupan mereka penuh dengan semangat , sebab apa yang dilakukan bertujuan semata-mata mencari ridha Allah SWT.
Seorang sufi sepenuhnya tenggelam dalam kebahagiaan yang tiada tara dalam jiwanya, secara lahir dia berjuang untuk kualitas hidup yang lebih baik dengan melakukan yang terbaik, tanpa berlebih-lebihan memperhatikan hasil akhir. Proses perjuangan dan kerja lahir harus dibarengi dengan penjernihan dan penataan hati. Begitulah seorang sufi mereka sudah tenggelam dalam kebahagiaan yang tidak ada diselainnya, juga tidak pernah dirasakan oleh kebahagiaan selainnya. Mereka menghadapi realitas kehidupan secara nyata sebagaimana juga dirasakan pada diri mereka meskipun realitas tersebut menjungkirbalikkan kehidupan mereka.
Post a Comment for "Pengertiaan Tasawuf dan Akhlak Tasawuf"