Susunan dan Tuntunan Lengkap Bacaan Tahlil dan Doa Arwah Beserta Faedahnya
Daftar isi
Pengertian Tahlil
Bagi muslim umat muslim di Indonesia, tentu sangat
akrab dengan tahlilan. Sebagaimana namanya, tahlilan adalah ritual atau upacara
selamatan yang dilakukan untuk mendoakan orang yang telah meninggal. Tahlilan
ini biasanya dilakukan ketika pada hari pertama kematian hingga hari ke-7,
kemudian dilakukan kembali di hari ke-40, ke-100, dan pada hari ke-1000. Bahkan
tidak jarang di daerah-daerah di Indonesia yang sangat kental nuansa Islamnya,
ritual tahlilan juga dilakukan di acara-acara haul dan selametan.
Kata “tahlil” secara bahasa berasal dari kata
hallala (هَلَّلَ) yuhallilu ( يُهَلِّلُ ) tahlilan ( تَهْلِيْلاً ) artinya
adalah membaca “Laila illallah.” Istilah ini kemudian merujuk pada sebuah
tradisi membaca kalimat dan doa- doa tertentu yang diambil dari ayat al-
Qur’an, dengan harapan pahalanya dihadiahkan untuk orang yang meninggal dunia.
Sebagaimana kata “Tahlil” secara harfiah memiliki arti berdzikir dengan
mengucap kalimat tauhid, yaitu “Laa ilaaha illallah” (tiada Tuhan yang patut
disembah kecuali Allah).
Sementara itu, hukum tradisi tahlil bukan kegiatan
yang diwajibkan. Artinya, orang yang tidak membaca tahlil juga tidak akan
berdosa. Begitupula orang boleh melakukannya ataupun tidak. Meski begitu, dalam
beberapa dasawarsa terakhir, tahlilan dianggap sebagai tradisi yang musyrik dan
bid’ah. Hal ini tidak lepas pendapat yang datang dari ideologi Salafi dan
Wahabi dengan berbagai bentuk organisasinya. Sebagai ideologi yang menyebar ke
tengah masyarakat lintas negara-bangsa (transnasional), mereka tidak
henti-hentinya memusyrikkan dan membid’ahkan amaliyah yang sudah ada di
Indonesia.
Jika apa yang diungkapkan oleh orang-orang Salafi
dan Wahabi itu benar adanya, maka kenapa ulama-ulama masyhur di Indonesia
sekali pun tidak pernah mempersoalkan tahlil. Bagaimana sebenarnya sejarah
tahlil itu? Adakah dasar-dasar atau dalil-dalil tentang ibadah ritual tahlil?
Bagaimana adab membaca tahlil? Apa saja sebenarnya faedah membaca tahlil?
Berbagai pertanyaan ini akan diterangkan dalam edisi kali ini.
Sejarah Tahlilan
KH Muhammad Danial Royyan, Ketua Tanfidziyah PCNU
Kendal periode 2012-2017, pernah menulis buku berjudul Sejarah Tahlil; Kumpulan
Tahlil, Talqin dan Ziarah Kubur dalam Sejarah dan Argumentasinya (2013).
Dalam buku ini dijelaskan bahwa tradisi tahlilan mulai ada sejak zaman ulama
muta’akhirin, yakni sekitar abad kesebelas Hijriya. Ulama muta’akhirin tersebut
menyusun rangkaian bacaan tahlil, mengajarkan kepada kaum muslimin, dan
mengamalkannya secara rutin.
Sebagian ulama berpendapat bahwa orang yang
pertama kali menyusun tahlil adalah Sayyid Abdullah bin Alwi Al Haddan,
sementara pendapat lain mengatakan bahwa yang menyusun tahlil tidak lain adalah
Sayyid Ja’far Al-Barzanji. Adapun yang paling kuat dari dua pendapat tersebut
adalah pendapat yang mengatakan bahwa yang menyusun pertama bacaan tahlil
adalah Imam Sayyid Abdullah bin Alwi Al Haddad.
Pendapat ini kemudian diperkuat oleh sebuah syarah
Ratibul Haddad yang ditulis oleh Sayyid Alwi bin Ahmad bin Hasan bin Abdullah
bin Alwi Al-Haddad bahwa, kebiasaan Imam Abdullah Al Haddad sesudah membaca
Ratibul Haddad adalah bacaan Tahlil. Bahkan secara periodik, Imam Al-Haddad
wafat pada tahun 1132 H lebih dahulu daripada Sayyid Ja’far Al-Barzanji yang
wafat pada tahun 1177 H.
Dalil-Dalil Tahlilan
Ketika dihadapkan pada kelompok yang berpendapat
bahwa tahlil adalah bid’ah, setidaknya perlu dikaji ulang. Sebab, terdapat
banyak dalil tentang ketidak-bid’ahan tahlil. Hal tersebut sebagaimana terdapat
dalam kitab Majmu’ al-Fatawa XXIV/165 yang berisi tentang pendapat Ibnu
Taimiyah. Dalam kitab tersebut dijelaskan,
(وَسُئِلَ) عَنْ قِرَاءَةِ أَهْلِ الْمَيِّتِ تَصِلُ
إلَيْهِ ؟ وَالتَّسْبِيْحُ وَالتَّحْمِيْدُ وَالتَّهْلِيْلُ وَالتَّكْبِيْرُ إذَا أَهْدَاهُ
إلَى الْمَيِّتِ يَصِلُ إلَيْهِ ثَوَابُهَا أَمْ لاَ ؟ (فَأَجَابَ) يَصِلُ إلَى الْمَيِّتِ
قِرَاءَةُ أَهْلِهِ وَتَسْبِيْحُهُمْ وَتَكْبِيْرُهُمْ وَسَائِرُ ذِكْرِهِمْ ِللهِ
تَعَالَى إذَا أَهْدَوْهُ إلَى الْمَيِّتِ وَصَلَ إلَيْهِ وَاللهُ أَعْلَمُ (مجموع
الفتاوى لابن تيمية 24 / 165)
Artinya: “Ibnu Taimiyah ditanya mengenai bacaan
keluarga mayit yang terdiri dari tasbih, tahmid, tahlil dan takbir, apabila
mereka menghadiahkan kepada mayit apakah pahalanya bisa sampai atau tidak? Ibnu
Taimiyah menjawab: Bacaan keluarga mayit bisa sampai, baik tasbihnya, takbirnya
dan semua dzikirnya, karena Allah Ta’ala. Apabila mereka menghadiahkan kepada
mayit, maka akan sampai kepadanya”.
Selain pendapat di atas juga disebutkan sebuah
hadis yang diriwayatkan oleh Imam al-Bukhari. Hadist tersebut menjelaskan
tentang Nabi Muhammad yang ingin memintakan ampunan kepada Allah saat Siti
Aisyah nantinya wafat. Hadits tersebut berbunyi,
قَالَتْ عَائِشَةُ وَارَأْسَاهْ . فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ
– صلى الله عليه وسلم – « ذَاكِ لَوْ كَانَ وَأَنَا حَىٌّ ، فَأَسْتَغْفِرُ لَكِ وَأَدْعُو
لَكِ » (البخارى )
Artinya: “Aisyah berkata: ‘Aduh kepalaku sakit’.
Rasulullah bersabda: ‘Jika kamu wafat dan saya masih hidup, maka saya mintakan
ampunan untukmu dan akan mendoakanmu” (HR al-Bukhari).
Ada pula sebuah dalil yang diriwayatkan oleh Abu
Dawud dan lainnya, yang berbunyi:
عَنْ سَيِّدِنَا مَعْقَلْ بِنْ يَسَارْ رَضِيَ الله عَنْهُ
اَنَّ رَسُولَ الله صَلَّى الله عَلَيْهِ وَسَلَّم قَالَ : يس قَلْبُ اْلقُرْانْ لاَ
يَقرَؤُهَا رَجُلٌ يُرِيْدُ اللهَ وَالدَّارَ اْلاَخِرَة اِلاَّ غَفَرَ اللهُ لَهُ
اِقْرَؤُهَا عَلَى مَوْتَاكُمْ )رَوَاهُ اَبُوْ دَاوُدْ, اِبْنُ مَاجَهْ, اَلنِّسَائِى,
اَحْمَدْ, اَلْحَكِيْم, اَلْبَغَوِىْ, اِبْنُ اَبِىْ شَيْبَةْ, اَلطَّبْرَانِىْ, اَلْبَيْهَقِىْ,
وَابْنُ حِبَانْ
Artinya: “Dari sahabat Ma’qal bin Yasar r.a. bahwa
Rasulallah s.a.w. bersabda : surat Yasin adalah pokok dari al-Qur’an, tidak
dibaca oleh seseorang yang mengharap ridha Allah kecuali diampuni dosadosanya.
Bacakanlah surat Yasin kepada orang-orang yang meninggal dunia di antara
kalian.” (H.R. Abu Dawud, dll).
Selain dari hadits ini, terdapat pula hadits lain
yang diriwayatkan oleh Muttafaqun Alaih bahwa, ketika kita bersedekah atas nama
orang yang meninggal dunia maka orang yang meninggal itu mendapatkan pahala.
Adapun hadis tersebut berbunyi:
وَعَنْ عَائِشَةَ – رضى الله عنها – . أَنَّ رَجُلاً
قَالَ لِلنَّبِىِّ – صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ – إِنَّ أُمِّى افْتُلِتَتْ نَفْسُهَا
، وَأَظُنُّهَا لَوْ تَكَلَّمَتْ تَصَدَّقَتْ ، فَهَلْ لَهَا أَجْرٌ إِنْ تَصَدَّقْتُ
عَنْهَا قَالَ « نَعَمْ ». متفق عليه.
Artinya: “Diriwayatkan dari Aisyah bahwa seseorang
bertanya kepada Nabi Saw: Ibu saya meninggal mendadak. Saya yakin andai ia bisa
bicara maka ia akan bersedekah. Apakah beliau dapat pahala jika saya bersedekah
atas nama beliau? Nabi menjawab: Ya.” (Muttafaq Alaih).
Lebih dari itu, ternyata bukan hanya sedekah
dengan uang. Dzikir saja, sudah digolongkan sebagai sedekah (seperti dzikir
yang disedekahkan untuk orang yang sudah meninggal), hal ini sebagaimana hadis
riwayat Imam Muslim sebagai berikut.
إِنَّ بِكُلِّ تَسْبِيحَةٍ صَدَقَةً وَكُلِّ تَكْبِيرَةٍ
صَدَقَةٌ وَكُلِّ تَحْمِيدَةٍ صَدَقَةٌ وَكُلِّ تَهْلِيلَةٍ صَدَقَةٌ وَأَمْرٌ بِالْمَعْرُوفِ
صَدَقَةٌ وَنَهْىٌ عَنْ مُنْكَرٍ صَدَقَة (مسلم )
Artinya: “Rasulullah bersabda: Sesungguhnya dengan
setiap tasbih adalah sedekah, setiap takbir adalah sedekah, setiap tahmid
adalah sedekah, setiap tahlil adalah sedekah, setiap amar makruf adalah sedekah,
setiap nahi munkar adalah sedekah (HR. Muslim).
BACAAN TAHLIL LENGKAP
Berikut ini adalah susunan bacaan tahlil lengkap
dengan artinya yang kami susun dari Kibat Majmu' Syarif. Untuk jamaah yang
belum terlalu fashih membaca tulisan Arab, kami juga menyediakan ejaan huruf
latin di bagian selanjutnya. (Lihat di Daftar Isi)
1. PENGANTAR AL-FATIHAH
اِلَى حَضْرَةِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيهِ وَسَلَّمَ
وَاَلِهِ وصَحْبِهِ شَيْءٌ لِلهِ لَهُمُ الْفَاتِحَةُ
Artinya, “Dengan nama Allah yang maha pengasih
lagi maha penyayang. Untuk yang terhormat Nabi Muhammad SAW, segenap keluarga,
dan para sahabatnya. Bacaan Al-Fatihah ini kami tujukan kepada Allah dan
pahalanya untuk mereka semua. Al-Fatihah…”
2. AL-FATIHAH
بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ. اَلْحَمْدُ لِلهِ
رَبِّ الْعَالَمِيْنَ. اَلرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ. مَالِكِ يَوْمِ الدِّيْنِ. اِيَّاكَ
نَعْبُدُ وَاِيَّاكَ نَسْتَعِيْنُ. اِهْدِنَا الصِّرَاطَ الَّمُسْتَقِيْمَ. صِرَاطَ
الَّذِ يْنَ اَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ غَيْرِ الْمَغْضُوْبِ عَلَيْهِمْ وَلَا الضَّالِّيْنَ.
اَمِينْ
Artinya, “Aku berlindung kepada Allah dari setan
yang terlontar. Dengan menyebut nama Allah yang maha pengasih lagi maha
penyayang. Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam. Yang maha pengasih lagi
maha penyayang. Yang menguasai hari pembalasan. Hanya kepada-Mu kami menyembah.
Hanya kepada-Mu pula kami memohon pertolongan. Tunjukkanlah kami ke jalan yang
lurus, yaitu jalan orang-orang yang telah Kauanugerahi nikmat kepada mereka,
bukan jalan mereka yang dimurkai dan bukan pula jalan mereka yang sesat. Semoga
Kaukabulkan permohonan kami.”
3. SURAT AL-IKHLAS (3 KALI)
بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ. قُلْ هُوَ اللهُ
اَحَدٌ. اَللهُ الصَّمَدُ. لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُوْلَدْ. وَلَمْ يَكٌنْ لَهُ كُفُوًا
اَحَدٌ ٣x
Artinya, “Dengan menyebut nama Allah yang maha
pengasih lagi maha penyayang. Katakanlah, ‘Dialah yang maha esa. Allah adalah
tuhan tempat bergantung oleh segala sesuatu. Dia tidak beranak dan tidak
diperanakkan. Dan tidak ada seorangpun yang setara dengan-Nya.’” (3 kali).
4. TAHLIL DAN TAKBIR
لاَ اِلَهَ اِلاَّ اللهُ وَاللهُ اَكْبَرُ
Artinya, “Tiada tuhan yang layak disembah kecuali
Allah. Allah maha besar.”
5. SURAT AL-FALAQ
بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ. قُلْ اَعُوْذُ
بِرَبِّ الْفَلَقِ. مِنْ شَرِّ مَا خَلَقَ. وَمِنْ شَرِّ غَاسِقٍ اِذَا وَقَبَ. وَمِنْ
شَرِّ النَّفَاثاتِ فِى الْعُقَدِ. وَمِنْ شَرِّ حَاسِدٍ اِذَا حَسَدَ
Artinya, “Dengan menyebut nama Allah yang maha
pengasih lagi maha penyayang. Katakanlah, ‘Aku berlindung kepada tuhan yang
menguasai waktu subuh dari kejahatan makhluk-Nya. Dari kejahatan malam apabila
telah gelap gulita. Dan dari kejahatan wanita-wanita tukang sihir yang
mengembus nafasnya pada buhul-buhul. Dan dari kejahatan orang-orang yang dengki
apabila ia mendengki.’”
6. TAHLIL DAN TAKBIR
لاَ اِلَهَ اِلاَّ اللهُ وَاللهُ اَكْبَرُ
Artinya, “Tiada tuhan yang layak disembah kecuali
Allah. Allah maha besar.”
7. SURAT AN-NAS
بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ. قُلْ اَعُوذُ
بِرَبِّ النَّاسِ. مَلِكِ النَّاسِ. اِلَهِ النَّاسِ. مِنْ شَرِّ الْوَسْوَاسِ الْخَنَّاسِ.
الَّذِى يُوَسْوِسُ فِى صُدُوْرِ النَّاسِ. مِنَ الْجِنَّةِ وَالنَّاسِ
Artinya, “Dengan menyebut nama Allah yang maha
pengasih lagi maha penyayang. Katakanlah, ‘Aku berlindung kepada tuhan manusia,
raja manusia. Sesembahan manusia, dari kejahatan bisikan setan yang biasa
bersembunyi. Yang membisikkan kejahatan ke dalam dada manusia. Dari setan dan
manusia.’”
8. TAHLIL DAN TAKBIR
لاَ اِلَهَ اِلاَّ اللهُ وَاللهُ اَكْبَرُ
Artinya, “Tiada tuhan yang layak disembah kecuali
Allah. Allah maha besar.
9. SURAT AL-FATIHAH
اَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ. بِسْمِ
اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ. اَلْحَمْدُ لِلهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ. اَلرَّحْمَنِ
الرَّحِيْمِ. مَالِكِ يَوْمِ الدِّيْنِ. اِيَّاكَ نَعْبُدُ وَاِيَّاكَ نَسْتَعِيْنُ.
اِهْدِنَا الصِّرَاطَ الَّمُسْتَقِيْمَ. صِرَاطَ الَّذِيْنَ اَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ
غَيْرِ الْمَغْضُوْبِ عَلَيْهِمْ وَلَا الضَّالِّيْنَ. اَمِينْ
Artinya, “Aku berlindung kepada Allah dari setan
yang terlontar. Dengan menyebut nama Allah yang maha pengasih lagi maha
penyayang. Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam. Yang maha pengasih lagi
maha penyayang. Yang menguasai hari pembalasan. Hanya kepada-Mu kami menyembah.
Hanya kepada-Mu pula kami memohon pertolongan. Tunjukkanlah kami ke jalan yang
lurus, yaitu jalan orang-orang yang telah Kauanugerahi nikmat kepada mereka,
bukan jalan mereka yang dimurkai dan bukan pula jalan mereka yang sesat. Semoga
Kaukabulkan permohonan kami.”
10. AWAL SURAT AL-BAQARAH
بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ. المّ. ذَلِكَ
الكِتابُ لاَرَيْبَ فِيْهِ هُدَى لِلْمُتَّقِيْنَ. الَّذِيْنَ يُؤْمِنُونَ بِالْغَيْبِ
وَيُقِيْمُونَ الصَّلَاةَ وَمِمَّا رَزَقْنَاهُمْ يُنْفِقُونَ. وَالَّذِيْنَ يُؤْمِنُونَ
بِمَا اُنْزِلَ اِلَيْكَ وَمَا اُنْزِلَ مِن قَبْلِكَ وَبِالْاَخِرَةِ هُمْ يُوقِنُونَ.
اُولَئِكَ عَلَى هُدًى مِّن رَّبِّهِمْ، وَاُولَئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ
Artinya, “Dengan menyebut nama Allah yang maha
pengasih lagi maha penyayang. Alif lam mim. Demikian itu kitab ini tidak ada
keraguan padanya. Sebagai petunjuk bagi mereka yang bertakwa. Yaitu mereka yang
beriman kepada yang ghaib, yang mendirikan shalat, dan menafkahkan sebagian
rezeki yang kami anugerahkan kepada mereka. Dan mereka yang beriman kepada
kitab Al-Qur’an yang telah diturunkan kepadamu (Muhammad SAW) dan kitab-kitab
yang telah diturunkan sebelumnya, serta mereka yakin akan adanya kehidupan
akhirat. Mereka itulah yang tetap mendapat petunjuk dari tuhannya. Merekalah
orang orang yang beruntung.”
11. SURAT AL-BAQARAH AYAT 163
وَاِلَهُكُمْ اِلَهٌ وَّاحِدٌ لاَ اِلَهَ اِلاَّ هُوَ
الرَّحْمَنُ الرَّحِيمُ
Artinya, “Dan Tuhan kalian adalah Tuhan yang maha
esa. Tiada tuhan yang layak disembah kecuali Dia yang maha pengasih lagi maha
penyayang.”
12. AYAT KURSI (SURAT AL-BAQARAH AYAT 255)
اللهُ لاَ اِلَهَ اِلاَّ هُوَ الْحَىُّ الْقَيُّومُ،
لاَ تَاْ خُذُهُ سِنَةٌ وَلاَ نَوْمٌ، لَّهُ مَا فِى السَّمَوَاتِ وَمَا فِى الْاَرْضِ،
مَنْ ذَا الَّذِى يَشْفَعُ عِنْدَهُ اِلاَّ بِاِذْنِهِ، يَعْلَمُ مَا بَينَ اَيْدِيْهِمِ
وَمَا خَلْفَهُمْ، وَلاَ يُحْيِطُونَ بِشَيْءٍ مِّنْ عِلْمِهِ اِلاَّ بِمَا شَاءَ،
وَسِعَ كُرْسِيُّهُ السَّمَوَاتِ وَالْاَرْضَ، وَلاَ يَئُودُهُ حِفْظُهُمُا، وَهُوَ
الْعَلِىُّ الْعَظِيْمُ
Artinya, “Allah, tiada yang layak disembah kecuali
Dia yang hidup kekal lagi berdiri sendiri. Tidak mengantuk dan tidak tidur.
Milik-Nya apa yang ada di langit dan di bumi. Tiada yang dapat memberikan
syafa’at di sisi-Nya kecuali dengan izin-Nya. Dia mengetahui apa yang ada di
hadapan dan di belakang mereka. Mereka tidak mengetahui sesuatu dari ilmu-Nya
kecuali apa yang dikehendaki-Nya. Kursi Allah meliputi langit dan bumi. Dia
tidak merasa berat menjaga keduanya. Dia maha tinggi lagi maha agung.”
13. SURAT AL-BAQARAH AYAT 284-286
لِلَّهِ مَا فِى السَّمَوَاتِ وَمَا فِى الْاَرْضِ. وَاِنْ
تُبْدُوْا مَا فِى اَنْفُسِكُمْ اَوْ تَخْفُوْهُ يُحَاسِبْكُمْ بِهِ اللهُ. فَيَغْفِرُ
لَمِنْ يَّشَاءُ وَيُعْذِّبُ مَنْ يَّشَاءُ. وَاللهُ عَلَى كُلِّ شَىْءٍ قَدِيْرٌ.
اَمَنَ الرَّسُوْلُ بِمَا اُنْزِلَ اِلَيْهِ مِنْ رَّبِّهِ وَالْمُؤْمِنُوْنَ. كُلٌّ
اَمَنَ بِاللهِ وَمَلَائِكَتِهِ وَكُتُبِهِ وَرُسُلِهِ. لَانًفَرِّقُ بَيْنَ اَحَدٍ
مِّنْ رُّسُلِهِ. وَقَالُوْا سَمِعْنَا وَاَطَعْنَا غُفْرَانَكَ رَبَّنَا وَاِلَيْكَ
الْمَصِيْرُ. لَا يُكَلِّفُ اللهُ نَفْسًا اِلَّا وُسْعَهَا. لَهَا مَا كَسَبَتْ وَعَلَيْهَا
مَا اكَتْسَبَتْ. رَبَّنَا لَا تُؤَاخِذْنَا اِنْ نَسِيْنَا اَوْ اَخْطَاْنَا. رَبَّنَا
وَلَا تَحْمِلْ عَلَيْنَا اِصْرًا كَمَا حَمَلْتَهُ عَلَى الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِنَا.
رَبَّنَا وَلَا تُحَمِّلْنَا مَا لَا طَاقَةَ لَنَا بِهِ. وَاعْفُ عَنَّا وَاغْفِرْ
لَنَا وَارْحَمْنَا اَنْتَ مَوْلَانَا فَانْصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكَافِرِيْنَ
Artinya, “Hanya milik Allah segala yang ada di
langit dan yang ada di bumi. Jika kamu menyatakan atau merahasiakan apa saja
yang di hatimu, maka kamu dengan itu semua tetap akan diperhitungkan oleh
Allah. Dia akan mengampuni dan menyiksa orang yang dikehendaki. Allah maha
kuasa atas segala sesuatu. Rasulullah dan orang-orang yang beriman mempercayai
apa saja yang diturunkan kepadanya dari Tuhannya. Semuanya beriman kepada
Allah, para malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, dan kepada para utusan-Nya. ‘Kami
tidak membeda-bedakan seorang rasul dari lainnya.’ Mereka berkata, ‘Kami
mendengar dan kami menaati. Ampunan-Mu, wahai Tuhan kami, yang kami harapkan.
Hanya kepada-Mu tempat kembali.’ Allah tidak membebani seseorang kecuali dengan
kemampuannya. Ia mendapat balasan atas apa yang dia perbuat dan siksaan dari
apa yang dia lakukan. ‘Tuhan kami, janganlah Kau siksa kami jika kami terlupa
atau salah. Tuhan kami, jangan Kau tanggungkan pada kami dengan beban berat
sebagaimana Kaubebankan kaum sebelum kami. Jangan pula Kaubebankan pada kami
sesuatu yang kami tidak mampu. Ampunilah kami. Kasihanilah kami. Kau pemimpin
kami. Tolonglah kami menghadapi golongan kafir,” (Surat Al-Baqarah ayat
284-286).
14. SURAT HUD AYAT 73
ارْحَمْنَا، يَا اَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ ٣x
Artinya, “Kasihani kami, wahai Tuhan yang maha
kasih.” (3 kali).
رَحْمَتُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ عَلَيْكُمْ اَهْلَ الْبَيْتِ
اِنَّهُ حَمِيْدٌ مَّجِيْدٌ
Artinya, “Dan rahmat Allah serta berkah-Nya (kami
harapkan) melimpah di atas kamu sekalian wahai ahlul bait. Sungguh Dia maha terpuji
lagi maha pemurah,” (Surat Hud ayat 73).
15. SURAT AL-AHZAB AYAT 33
اِنَّمَا يُريِدُ اللهُ لِيُذْهِبَ عَنْكُمُ الرِّجْسَ
اَهْلَ الْبَيْتِ وَيُطَهِّرَكُمْ تَطْهِيْرًا
Artinya, “Sungguh Allah berkehendak menghilangkan
segala kotoran padamu, wahai ahlul bait, dan menyucikanmu sebersih-bersihnya,”
(Surat Al-Ahzab ayat 33).
16. SURAT AL-AHZAB AYAT 56
اِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ،
يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيْمًا
Artinya, “Sungguh Allah dan para malaikat-Nya
bershalawat untuk nabi. Wahai orang-orang yang beriman, bacalah shalawat
untuknya dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya.”
17. SHALAWAT NABI (3 KALI)
اَلَّلهُمَّ صَلِّ أَفْضَلَ صَلَاةٍ عَلَى أَسْعَدِ مَخْلُوْقَاتِكَ
سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلِّمْ، عَدَدَ مَعْلُوْمَاتِكَ
وَمِدَادَ كَلِمَاتِكَ كُلَّمَا ذَكَرَكَ الذَّاكِرُوْنَ وَغَفَلَ عَنْ ذِكْرِكَ الْغَافِلُوْنَ
٣x
Artinya, “Ya Allah, tambahkanlah rahmat dan
kesejahteraan untuk pemimpin dan tuan kami Nabi Muhammad SAW, serta
keluarganya, sebanyak pengetahuan-Mu dan sebanyak tinta kalimat-kalimat-Mu pada
saat zikir orang-orang yang ingat dan pada saat lengah orang-orang yang lalai
berzikir kepada-Mu.”
18. SALAM NABI
وَسَلِّمْ وَرَضِيَ اللهُ تَعَالَى عَنْ اَصْحَابِ سَيِّدِنَا
رَسُوْلِ اللهِ اَجْمَعِيْنَ
Artinya, “Semoga Allah yang maha suci dan tinggi
meridhai para sahabat dari pemimpin kami (Rasulullah).”
19. SURAT ALI IMRAN AYAT 173 DAN SURAT AL-ANFAL
AYAT 40
حَسْبُنَا اللهُ وَنِعْمَ الْوَكِيْلُ. نِعْمَ الْمَوْلَى
وَنِعْمَ النَّصِيْرُ
Artinya, “Cukup Allah bagi kami. Dia sebaik-baik
wakil. (Surat Ali Imran ayat 173). Dia sebaik-baik pemimpin dan penolong,”
(Surat Al-Anfal ayat 40).
20. HAUQALAH
وَلَاحَوْلَ وَلَا قُوَّةَ اِلَّا بِاللهِ العَلِيِّ
الْعَظِيْمِ
Artinya, “Tidak ada daya dan kekuatan kecuali
dengan pertolongan Allah yang maha tinggi dan agung.”
21. ISTIGHFAR (3 KALI)
اَسْتَغْفِرُاللهَ الْعَظِيْمَ ٣x
Artinya, “Saya mohon ampun kepada Allah yang maha
agung.” (3 kali). (Allah) yang tiada tuhan selain Dia yang maha hidup, lagi
terjaga. Aku bertobat kepada-Nya.”
22. HADITS KEUTAMAAN TAHLIL
الَّذِيْ لَا اِلَهَ اِلَّا هُوَ الحَيُّ القَيُّوْمُ
وَأَتُوْبُ إِلَيْهِ، اَفْضَلُ الذِّكْرِ فَاعْلَمْ اَنَّهُ لَااِلَهَ اِلَّا اللهُ،
حَيٌّ مَوْجُوْدٌ
Artinya, “Sebaik-baik zikir–ketahuilah–adalah
lafal ‘La ilāha illallāh’, tiada tuhan selain Allah, zat yang hidup dan ujud.”
لَااِلَهَ اِلَّا اللهُ، حَيٌّ مَعْبُوْدٌ
Artinya, “Tiada tuhan selain Allah, zat yang hidup
dan disembah.”
لَااِلَهَ اِلَّا اللهُ، حَىٌّ بَاقٍ الَّذِيْ لَا يَمُوْتُ
Artinya, “Tiada tuhan selain Allah, zat kekal yang
takkan mati.”
23. TAHLIL 160 KALI.
لَااِلَهَ اِلَّا اللهُ
Artinya, “Tiada tuhan selain Allah.” (160 kali).
24. DUA KALIMAT SYAHADAT
لَا اِلَهَ اِلَّا اللهُ مُحَمَّدٌ رَّسُوْلُ اللهِ صَلَّى
اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
Artinya, “Tiada tuhan selain Allah. Nabi Muhammad
SAW utusan-Nya.”
عَلَيْهَا نَحْيَا وَعَلَيْهَا نَمُوْتُ وَعَلَيْهَا
نُبْعَثُ إِنْ شَاءَ اللهُ تَعَالَى مِنَ الآمِنِيْنَ
Artinya, “Dengan kalimat itu, kami hidup.
Dengannya, kami wafat. Dengannya pula insya Allah kelak kami dibangkitkan
termasuk orang yang aman.”
25. DOA TAHLIL
اَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَنِ الرَّجِيْمِ . بِسْمِ
اللهِ الرَّحْمَنْ الرَّحِيْمِ . الْحَمْدُ لِلهِ رَبِّ الْعَلَمِيْنَ حَمْدَ الشَّاكِرِيْنَ
حَمْدَ النَّا عِمِيْنَ حَمْدً ايُّوَافِىْ نَعِمَهُوَ يُكَافِىءُ مَزِيْدَهُ يَا رَبَّنَا
لَكَ الْحَمْدُ كَمَا يَنْبَغِيْ لِجَلَالِ وَجْهِكَ وَعَظِيْمِ شُلْطَا نِكَ . اللَّهُمَّ
صَلِّ عشلَى سَيِّدِ نَا مُحَمَّدٍ وَّعَلَى اَلِ سَيِّدِنَا مُحِمَّدٍ . اللَّهُمَّ
تَقَبَّلْ وَ اَوْصِلْ ثَوَاَبَ مَاقَرَاْنَاهُ مِنْ الْقُرْاَنِ الْعَظِيْمِ وَمَا
هَلَلْنَا وَمَا سَجَّحْنَا وَمَا اسْتَغْفَرْنَا وَمَا صَلَّيْنَا عَلَى سَيِّدِنَا
مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ هَدِيَّةً وَاصِلَةً وَرَحْمَةً نَازِلَةً
وَبَرَكَةً شَامِلَةً اِلَى حَضَرَاتِ حَبِيْبِنَا وَ شَفِيْعِنَا وَقُرَّةِ اَعْيُنِنَا
سَيِّدِنَا وَمَوْلَانَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَاِلَى جَمِيْعِ
اِخْوَانِهِ مِنَالْاَ نْبِيَاءِ وَالْمُرْسَلِيْنَ وَالْاَوْلِيَاءِ وَالشُّهَدَاءِ
وَالصَّالِحِيْنَ وَالصَّحَا بَةِ وَالتَّا بِعِيْنَ وَالْعُلَمَاءِ الْعَامِلِيْنَ
وَالْمُصَنِّفِيْنَ الْمُخْلِصِيْنَ وَجَمِيْعِ الْمُجَاهِدِيْنَفِ سَبِيْلِ اللهِ
رَبِّ الْعَلَمِيْنَ وَالْمَلَا ئِكَةِ الْمُقَرَّبِيْنَ . خُصُوْصًا اِلَى سَيِّدِ
نَا الشَّيْخِ عَبْدِ الْقَادِرِ الجَيْلَانِىِّ . ثُمَّ اِلَى اَرْوَاحِ جَمِيْعِ
اَهْلِ الْقُبُوْرِمِنَ الْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ
مِنْ مَشَارِقِ الْاَرْضِ وَمَغَارِبِهَا بَرِّهَا وَبَحْرِهَا خُصُوْصًا اِلَى اَبَاءِنَا
وَاُمَّهَا تِنَا وَاَجْدَادِ نَا وَجَدَّاتِنَا وَنَخَصُّ خَصُوْصًا اِلَى مَنِ اجْتَمَعْنَا
هَهُنَا بِسَبَبِهِ وَلِاَجْلِهِ اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لَهُمْ وَارْحَمْهُمْ وَعَافِهِمْ
وَاعْفُ عَنْهُمْ . اللَّهُمَّ اَنْزِلِ الرَّحْمَةَ وَالْمَغْفِرَةَ عَلَى اَهْلِ
الْقُبُوْرِ مِنْ اَهْلِ لَاالَهَ اِلَّا اللهُ مُحَمَّدٌ رَّسُوْلُ اللهِ . رَبَّنَااَرِ
نَا الْحَقَّ حَقًّا وَّارْزُقْنَا اتِّبَا عَهُ وَاَرِنَا الْبَا طِلَ بَاطِلًا وَّارْزُقْنَا
اجْتِنَا بَهُ . رَبنَا اَتِنَا فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَّفِى الْاَخِرَةِ حَسَنَةً
وَّقِنَا عَذَا بَ النَّارِ سًبْحَنَ رَبَّكَ رَبِّ الْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُوْنَ وَسَلَامُ
عَلَى الْمُرْ سَلِيْنَ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَلَمِيْنَ . اَلْفَتِحَةْ …
Artinya: Aku berlindung diri kepada Engkau dari
setan yang di rajam. Dengan nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.
Segala puji bagi Allah, Tuhan seru sekalian alam, sebagaimana orang-orang yang
bersyukur dan orang yang memperoleh nikmat sama memuji, dengan pujian yang
sesuai dengan nikmatnya dan memungkinkan di tambah nikmatnya. Tuhan kami, hanya
Engkau segala puji, sebagaimana yang patut terhadap kemuliaan Engkau dan
keagungan Engkau. Ya Allah tambahkanlah kesejahteraan dan keselamatan kepada
penghulu kami Nabi Muhammad dan kepada keluarganya. Ya Allah, terimalah dan
sampaikanlah pahala ayat-ayat Quraanul ‘adhim yang telah kami baca, tahlil
kami, tasbih dan istighfar kami, dan bacaan shalawat kami kepada penghulu kami
Nabi Muhammad dan kepada keluarganya. Sebagai hadiah yang bisa sampai, rahmat
yang turun, dan berkah yang cukup kepada kekasih kami, penolong dan buah mata
kami, penghulu dan pemimpin kami, yaitu Nabi Muhammad SAW, kepada semua
temannya dari para Nabi dan para Utusan, kepada para wali, pahlawan yang gugur
(Syuhada), orang-orang yang salih, para sahabat, dan tabi’in (para
pengikutnya); kepada para ulama yang mengamalkan ilmunya, para pengarang yang
ikhlas, kepada semua pejuang di jalan Allah (membela agama-Nya), Allah raja
seru sekalian alam; dan kepada para Malaikat munggarrabin, terutama syekh Abdul
Qadir Jailani, kemudian kepada Ahlul kubur, muslim yang laki-laki dan yang
perempuan, mukmin yang laki-laki dan yang perempuan, dari dunia timur dan barat
di darat dan di laut, terutama lagi kepada bapak-bapak kami, ibu-ibu kami,
nenek-nenek kami yang laki-laki dan yang perempuan, lebih terutama lagi kepada
orang yang menyebabkan kami sekalian berkumpul disini dan untuk keperluannya.
Ya Allah ampunilah mereka, kasihanilah mereka, dan maafkanlah mereka. Ya Allah
turunkanlah rahmat, dan ampunan kepada ahlul kubur yang ahli mengucapkan “Laa
ilaaha illaallah, Muhammadur rasulullah” (Tidak ada tuhan selain Allah,
Muhammad Utusan Allah). Tuhan kami, tunjukkanlah kami kebenaran dengan jelas,
jadikanlah kami pengikutnya, tunjukkanlah kami perkara batil dengan jelas, dan
jadikanlah kami menjauhinya. Tuhan kami, berikanlah kami kebaikan di dunia dan
kebaikan di akhirat, dan jagalah kami dari siksa api neraka, Maha Suci Tuhanku,
tuhan yang bersih dari sifat yang di berikan oleh orang-orang kafir, semoga
keselamatan tetap melimpahkan kepada para Utusannya dan segala puji bagi Allah
Tuhan seru sekalian Alam. Al Faatihah…
EJAAN LATIN BACAAN TAHLIL
1. PENGANTAR
Ila hadratinnabiyyi shallallahu 'alaihi wa sallam
wa alihi wa shahbihi syai'un lillahi lahum, alfatihah...
2. AL-FATIHAH
Bismillaahirrohmaanirrohiim. Alhamdulillaahi
robbil'aalamiin. Arrohmaanir rohiim. Maalikiyaumiddin. Iyyaakana'budu wa
iyyaakanasta'iin. Ihdinash shiroothol mustaqiim. Shiroothol ladziina an'amta'
alaihim ghoiril maghdhuubi'alaihim waladhaalliin.
3. SURAT AL-IKHLAS (3 KALI)
Qul huwallahu ahad, allahu somad, lam yalid wa lam
ylad, wa lam yakul lah kufuwan ahad (3X)
4. TAHLIL DAN TAKBIR
Laa ilaaha illallahu, Allahu Akbar
5. SURAT AL-FALAQ
Qul a’uudzu birabbil falaq. Minsyarri maa khalaq.
Waminsyarri ghaashiqin idzaa waqob. Waminsyarrinnaffaa saatifil uqad.
Waminsyarril haasidzin idaa hasad.
6. TAHLIL DAN TAKBIR
Laa ilaaha illallahu, Allahu Akbar
7. SURAT AN-NAS
Qul a'uudzu birabbinnaas. Malikinnaas. Ilahinnaas.
Minsyarril was waasil khannaas. Alladzii yuwas wasufii shudhuurinnaas. Minaal
jinnati wannaas.
8. TAHLIL DAN TAKBIR
Laa ilaaha illallahu, Allahu Akbar
9. SURAT ALFATIHAH
Bismillaahirrohmaanirrohiim.
Alhamdulillaahi robbil'aalamiin. Arrohmaanir
rohiim. Maalikiyaumiddin. Iyyaakana'budu wa iyyaakanasta'iin. Ihdinash
shiroothol mustaqiim. Shiroothol ladziina an'amta' alaihim ghoiril
maghdhuubi'alaihim waladhaalliin.
10. AWAL SURAT AL-BAQARAH
Alif laammiim. Dzaalikal kitaabu laaroiba fiihi
hudan lil muttaqiin. Alladziina yu'minuuna bilghoibi wayuqiimuunash sholaata wa
mimmaa rozaknaa hum yunfiquuna. Walladziina yu'minuuna bimaa unzila ilaika
wamaa unzila minqoblika wabil aakhiroti hum yuuqinuun. Ulaa'ika 'alaahudan
mirrobbihim wa ulaaika humul muflihuun.
11. SURAT AL-BAQARAH AYAT 163
Wa ilaahukum ilaahuw waahid, laa ilaaha illaa
huwar-rahmaanur-rahiim
12. AYAT KURSI (SURAT AL-BAQARAH AYAT 255)
Allaahu laa ilaaha illaa huw, al-hayyul-qayyum, laa
ta'khuzuhu sinatuw wa laa na'um, lahu maa fis-samaawaati wa maa fil-ar, man
zallazii yasyfa'u 'indahuu illaa bi'idznih, ya'lamu maa baina aidiihim wa maa
khalfahum, wa laa yuhiituna bisyai'im min 'ilmihii illaa bimaa syaa', wasi'a
kursiyyuhus-samaawaati wal-ard, wa la ya'uduhu hifduhumaa, wa
huwal-'aliyyul-'aziim
13. SURAT AL-BAQARAH AYAT 284-286
Lillahi maa fis samaawaati wa maa fil ardli, wa in
tubduu maa fii anfusikum autukhfuuhu yuhaasibkum bihillaah. Fa yaghfiru limay
yasyaau wa yu’adzdzibu may yasyaau wallaahu ‘alaakulli syai-in qadiir. Aamanar
rasuulu bimaa unzila ilaihi mirrabbihii wal muu’minuun kullun aamana billahi wa
malaaikatihii wa kutubihii wa rusulihii, laa nufarriqu baina ahadim mir
rusulihii wa qaa-luu sami’naa wa atha’naa ghuufraanaka rabbanaa wa ilaikal
mashiir. Laa yukallifullaahu nafsaan illaa wus ‘ahaa, lahaa maa kasabat wa
‘alaihaa maktasabat, rabbanaa laa tuaakhidnaa in nasiinaa au akhtha’naa,
rabbanaa wa laa tahmil ‘alainaa ishraan kamaa hamaltahuu ‘alal ladziina min
qabliinaa, rabbanaa wa laa tuhammilnaa maa laathaaqata lanaa bihii. (Wa’fu
‘annaa, waghfir-lanaa warhamnaa) anta maulaanaa fanshuur-naa ‘alal qaumil
kaafiriin.
14. SURAT HUD AYAT 73 (3 KALI)
Irhamnaa yaa arhamar raahimiin (3x)
Rahmatullaahi wabarakaatuh. Alaikuumaahlal baiti
innahuu ha-miidum majiid.
15. SURAT AL-AHZAB AYAT 33
Innamaa yuriidullaahu liyudzhiba 'ankumurrijsa
ahlal baiti wa yuthahhirakuum tathhiiraan.
16. SURAT AL-AHZAB AYAT 56
Innallaha wa malaa ikatahuu yusholluuna alan
nabiyyi yaa ayyuhal ladziina aamanu shollu alaihiwa sallimu tasliiman
17. SHALAWAT NABI (3 KALI)
Allaahumma shalli afdlalash shalaati 'alaa as'adi
makhluuqaatika nuuril hudaa sayyidinaa wa maulaanaa Muhammadiw wa 'alaa aali
sayyidinaa Muhammadin 'adada ma'luumaatika wa midaada kalimaatika kullamaa
dzakarakadzdzaakiruuna wa ghafala 'an dzikrikal ghaafiluun. (3x)
18. SALAM NABI
Wasallim wa rondiyallahu ta'ala 'an ashhaabi
sayyidinaa rosulillahi ajma'in
19. SURAT ALI IMRAN AYAT 173 DAN SURAT AL-ANFAL
AYAT 40
Hasbunallaahu wa ni'mal wakiil (Ali Imran : 173).
Ni'mal maulaa wa ni'man nashiir. (Al-Anfal : 40).
20. HAUQALAH
Wa laa haula wa laa quwwata illaa billaahil
'alayyil 'adziim
21. ISTIGHFAR (3 KALI)
Astaghfirullaahal'adhiim
22. HADITS KEUTAMAAN TAHLIL
Alladzi laa ilaha illa huwal hayyul qayyum wa
atubu ilaih, Afdhaluddzikri fa’lam annahu laa ilaaha illallahu hayyu mawjudun
Laa ilaha illallahu hayyun ma’buud
Laa ilaha illallahu hayyun baqi lladzi laa yamuut
23. TAHLIL 160 KALI.
Lailaha illallah (3x)
24. DUA KALIMAT SYAHADAT
Laailahaillallahu muhammadar rosulullahi
shollallahu 'alayhi wasallam
‘Alaiha nahya wa ‘alaihaa namuut wa ‘alaiha
nab’atsu insya Allaha ta’ala minal ‘alamiin.
25. DOA TAHLIL
A’uudzubillaahi minasy syauthaanir rajiim.
Bismillaahir rahmaanir rahiim. Alhamdulillaahi rabbil ‘aalamiin. Hamdasy
syaakiriina hamdan naa’imiin. Hamdaay yuwaafii ni’amahuu wa yukaafiu maziidah.
Yaa rabbanaa lakal hamdu kamaa yanbaghii lijalaali wajhika wa ‘adhii-mi
sulthaanik. Allaahumma shalli ‘alaa sayyidinaa Muhammadiw wa’alaa aali
sayyidinaa Muhammad. Allaahumma taqabbal wa aushil tsawaaba maa qaraa naahu
minal quraanil ‘adhiim, wa maa halalalnaa, wa maa sabbahnaa, wa mas taghfarnaa,
wamaa shalainaa ‘alaa sayyidinaa muhammadin shallallaahu ‘alaihi wasallama
hadiyyatan waashilatan wa rahmatan hadlaraati habiibinaa wa syafii’inaa wa
qurrati a’yuuninaa sayyidinaa wa maulaanaa muhammadin shallallaahu ‘alaihi
wasallama wa ilaa jamii’i ikhwaanihii minal anbiyaai wal mursaliina wal
auliyaai wasy syuhadaai wash shaalihiina wash shahaabati wat taabi’iina
wal’ulamaa’il ‘aamiliina wal mushanni-fiina mukhlishiina wa jamii’il
mujaahidiina fii sabiilillaahi rabbil ‘aalamiina wal malaaikatil muqarrabiina
khushuushaan ilaa sayyidinaa syaikhi ‘abdil Qaadiril Jailaniy, tsumma ilaa
arwaahi jamii’i ahlilqubuuri minal muslimiina wal muslimaati wal muu’miniina
wal muu’minaati min masyaariqi ardli wa maghaaribihaa barrihaa khushuushan ilaa
aabaainaa wa ummahaatinaa wa ajdaadinaa wa jaddaatinaa wa nakhushshu
khu-shuushaan ilaa manij tama’naa haahunaa bisababihii wa liajlih. Allaahummagh
firlahum warhamhum wa ‘aafihim waa’fu ‘anhum. Allaahumma anzilirrahmata wal
maghfirata ‘alaa ahlil qubuuri min ahli laa ilaaha illallaahu muhammadur
rasulullah.rabbanaa arinal haqqa haqqaw warzuqnattibaa’ahu wa arinaal baathilaw
warzuqnaj tinaabah. Rabbanaa aatinaa fid dunyaa hasanataw wa fil aakhirati
hasanataw waqinaa ‘adzaabannaar. Subhaana rabbika rabbil ‘izzati’ammay
yushifuuna wasalaamun ‘alal mursaliina wal hamdu lillaahi rabbil ‘aalamiin. Al
faatihah…
1. DOA KETENTERAMAN UNTUK AHLI KUBUR
اللَّهُمَّ أَنْزِلْ فِيْ قَبْرِهِ الرَّحْمَةَ وَالضِّيَاءَ
وَالنُّوْرَ، وَالبَهْجَةَ وَالرَوْحَ وَالرَيْحَانَ وَالسُّرُوْرَ، مِنْ يَوْمِنَا
هَذَا إِلَى يَوْمِ البَعْثِ وَالنُّشُوْرِ، إِنَّكَ مَلِكٌ رَبٌّ غَفُوْرٌ
Artinya, “Ya Allah, turunkanlah di kuburnya
(almarhum fulan) rahmat, sinar, cahaya, kegembiraan, kesenangan, keharuman, dan
kebahagiaan sejak hari ini hingga hari kebangunan dan kebangkitan. Sungguh, Kau
penguasa, tuhan yang maha pengampun.”
2. DOA KEBERKAHAN AL-QUR‘AN
اللَّهُمَّ اشْرَحْ بِالقُرْآنِ صُدُوْرَنَا وَيَسِّرْ
بِهِ أُمُوْرَنَا وَعَظِّمْ بِهِ أُجُوْرَنَا وَحَسِّنْ بِهِ أَخْلَاقَنَا وَوَسِّعْ
بِهِ أَرْزَاقَنَا وَنَوِّرْ بِهِ قُبُوْرَنَا
Artinya, “Ya Allah, dengan Al-Qur’an lapangkanlah
hati kami, mudahkan urusan kami, lipatgandakanlah pahala kami, perbaiki akhlak
kami, luaskan rezeki kami, dan terangilah kubur kami.”
3. DOA WAHBAH UNTUK PARA SAHABAT RASUL DAN WALI
ALLAH
اللَّهُمَّ اجْعَلْ ثَوَاَبَ مَا قَرَأْنَاهُ وَبَرَكَةَ
مَا تَلَوْنَاهُ وَصَلَّيْنَاهُ عَلَى نَبِيِّكَ مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
وَمَا هَلَلْنَا هَدِيَّةً بَالِغَةً وَرَحْمَةً مِنْكَ نَازِلَةً نُقَدِّمُهَا وَنُهْدِيْهَا
اِلَى حَضَرَاتِ النَّبِيِّ الأَكْرَمِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، ثُمَّ اِلَى
أَرْوَاحِ آبَائِهِ وَإِخْوَانِهِ مِنَ النَّبِيِّيْنَ وَالمُرْسَلِيْنَ وَإِلَى مَلَائِكَةِ
اللهِ الْمُقَرَّبِيْنَ وَالكَرُّوْبِيِّيْنَ، وَاِلَى أَرْوَاحِ سَادَاتِنَا أَبِي
بَكْرٍ وَعُمَرَ وَعُثْمَانَ وَعَلِيٍّ، وَإِلَى البَقِيَّةِ العَشْرَةِ المُبَشَّرَةِ
بِالجَنَّةِ وَسَائِرِ الصَّحَابَةِ وَالقَرَابَةِ وَالتَّابِعِيْنَ وَإِلَى أَرْوَاحِ
الحَسَنِ وَالحُسَيْنِ وَأُمِّهِمَا سَيِّدَتِنَا فَاطِمَةَ الزَّهْرَاءِ وَسَيِّدَتِنَا
خَدِيْجَةَ الكُبْرَى وَسَيِّدِنَا حَمْزَةَ وَالعَبَّاسِ وَالشُّهَدَاءِ البَدْرِيِّيْنَ
وَالأُحُدِيِّيْنَ وَإِلَى أَرْوَاحِ الخِضْرِ وَإِلْيَاسَ وَسَيِّدِنَا عَبْدِ اللهِ
ابْنِ عَبَّاسٍ وَإِلَى أَرْوَاحِ الأَرْبَعَةِ الأَئِمَّةِ المُجْتَهِدِيْنَ وَمُقَلِّدِيْهِمْ
فِي الدِّيْنِ وَإِلَى أَرْوَاحِ العُلَمَاءِ العَامِلِيْنَ وَالقُرَّاءِ وَأَئِمَّةِ
الحَدِيْثِ وَالمُفَسِّرِيْنَ وَسَادَاتِنَا الصُّوْفِيَّةِ المُحَقِّقِيْنَ وَإِلَى
رُوْحِ القُطْبِ الرَّبَّانِيِّ وَالعَارِفِ الصَّمَدَانِيِّ سَيِّدِيْ عَبْدِ القَادِرِ
الجَيْلَانِيّ وَسَيِّدِيْ أَحْمَدَ البَدَوِيِّ وَسَيِّدِيْ أَحْمَدَ الرِّفَاعِيِّ
وَسَيِّدِيْ إِبْرَاهِيْمَ الدَّسُوْقِيِّ وَسَيِّدِيْ أَبِي القَاسِمِ الجُنَيْدِ
البَغْدَادِيِّ وَسَيِّدِيْ أَحْمَدَ ابْنِ عَلْوَانَ وَسَيِّدِيْ أَبِي طَالِبٍ المَكِّيِّ
وَإِلَى أَرْوَاحِ كُلِّ وَلِيٍّ وَوَلِيَّةٍ لِلهِ مِنْ مَشَارِقِ الأَرْضِ وَمَغَارِبِهَا
بَرِّهَا وَبَحْرِهَا أَيْنَمَا كَانُوْا وَكَانَ الكَائِنُ فِي عِلْمِكَ وَحَلَّتْ
أَرْوَاحُهُمْ يَا رَبَّ العَالَمِيْنَ
Artinya, “Ya Allah, jadikanlah pahala dan
keberkahan bacaan kami, shalawat kami, dan tahlil kami sebagai hadiah yang
sampai dan rahmat-Mu yang turun, yang kami persembahkan dan hadiahkan untuk
Nabi Muhammad SAW termulia, arwah bapak moyangnya, saudaranya dari kalangan
para nabi dan rasul, malaikat muqarrabin dan karubiyyin, pemimpin kami Abu
Bakar RA, Umar RA, Ustman RA, Ali RA, sepuluh sahabat yang dijanjikan masuk
surge, seluruh sahabat, kerabat, tabi‘in, arwah Hasan, Husein, Ibu keduanya
yaitu Sayyidah Fathimah Az-Zahra, Sayyidah Khadijah Al-Kubra, Sayyidina Hamzah,
Abbas RA, syuhada Badar dan Uhud, arwah Khidhir, Ilyas, Sayyidina Abdullah bin
Abbas RA, arwah empat imam mujtahid dan pengikut mereka perihal agama, arwah
ulama, ahli qira‘ah, imam hadits, mufasir, pemuka sufi ahli hakikat, roh quthub
rabbani dan arif as-shamadani Syekh Abdul Qadir Al-Jailani, Sayyid Ahmad
Badawi, Sayyid Ahmad Ar-Rifa‘i, Sayyid Ibrahim Ad-Dasuqi, Sayyid Abul Qasim
Al-Junaid Al-Baghdadi, Sayyid Ahmad bin Alwan, Sayyid Abu Thalib Al-Makki,
seluruh wali Allah baik laki-laki dan perempuan dari Timur ke Barat baik di
daratan maupun di lautan; di mana saja mereka dan roh mereka berada. Sementara
semua yang ada berada dalam pengetahuan-Mu, waha Tuhan sekalian alam.”
4. DOA UNTUK ARWAH PENGHUNI MAKAM MUALLA,
SYUBAIKAH, BAQI‘, DAN MEREKA YANG TIDAK PERNAH DIZIARAHI
وَإِلَى أَرْوَاحِ سَادَاتِنَا أَهْلِ المُعَلَّا وَالشُّبَيْكَةِ
وَالبَقِيْعِ وَأَمْوَاتِ المُسْلِمِيْنَ كَافَّةً عَامَّةً وَفِي صَحَائِفِ مَنْ لَا
زَائِرَ لَهُ وَلَا ذَاكِرَ لَهُ عُمَّ الجَمِيْعَ بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ
Artinya, “Dan kepada arwah pemimpin kami, yaitu
ahli kubur Mualla, Syubaikah, Baqi‘, semua arwah umat Islam, dan pada lembaran
ahli kubur yang tidak diziarahi dan tidak diingat, ratakanlah semuanya dengan
rahmat-Mu, wahai zat yang maha penyayang.”
5. DOA PERMOHONAN RAHMAT BERKAH AL-QUR’AN
اللَّهُمَّ ارْحَمْهُ بِالقُرْآنِ العَظِيْمِ رَحْمَةً
وَاسِعَةً، وَاغْفِرْ لَهُ مَغْفِرَةً جَامِعَةً يَا مَالِكَ الدُّنْيَا وَالآخِرَةِ
يَا رَبَّ العَالَمِيْنَ
Artinya, “Ya Allah, turunkanlah rahmat yang luas
kepadanya (arwah ahli kubur) dengan berkat Al-Qur’an yang agung, ampunilah ia
dengan ampunan yang luas, wahai Penguasa dunia dan akhirat, Tuhan sekalian
alam.”
6. DOA KEBAIKAN LAHIR DAN BATIN
اللَّهُمَّ كَمَا خَصَّصْتَنَا بِكِتَابِكَ الكَرِيْمِ
وَهَدَيْتَنَا إِلَى صِرَاطكَ المُسْتَقِيْمِ، وأَصْلِحْ بِهِ مِنَّا جَمِيْعَ مَا
فَسَدَ، وَطَهِّرْ بِهِ مِنَّا مَا ظَهَرَ وَمَا بَطَنَ
Artinya, “Ya Allah, sebagaimana Kaumuliakan kami
dengan Kitab suci-Mu yang mulia dan Kautunjuki kami ke jalan yang lurus, maka
berikanlah kemaslahatan untuk kami sebagai pengganti mafsadat dan sucikan kami
dari kotoran yang tampak dan tersembunyi.”
7. DOA MEMINTA SYAFA‘AT AL-QUR’AN
اللَّهُمَّ اجْعَلِ القُرْآنَ العَظِيْمَ فِي قَبْرِهِ
مُؤْنِسًا، وَفِي القِيَامَةِ شَافِعًا، وَفِي الحَشْرِ ضِيَاءً وَظِلًّا وَدَلِيْلًا،
وَفِي المِيْزَانِ رَاجِحًا، وَعَلَى الصِّرَاطِ نُوْرًا وَقَائِدًا، وَعَنِ النَّارِ
سِتْرًا وَحِجَابًا، وَفِي الجَنَّةِ رَفِيْقًا.
Artinya, “Ya Allah, jadikanlah Al-Qur’an di
kuburnya sebagai teman, di Hari Kiamat sebagai pemberi syafaat, di tempat
berkumpul (mahsyar) kelak sebagai sinar, naungan, dan petunjuk, di mizan
sebagai pemberat timbangan amal baik, di sirath sebagai cahaya dan penuntun,
dari api neraka sebagai tabir dan hijab, dan di surga sebagai kawan.”
8. DOA PENGANTAR UNTUK PENGHUNI BARU KUBUR
اللَّهُمَّ عَبْدُكَ وَابْنَ عَبْدَيْكَ خَرَجَ مِنْ
رَّوْحِ الدُّنْيَا وَسَعَتِهَا وَمَحْبُوْبِهِ وَاَحِبَّائِهِ فِيْهَا اِلَى ظـُـلْمَةِ
اْلقَبْرِ وَمَا هُوَ لَا قِيْهِ كـَانَ يَشْهَـدُ اَنْ لَا اِلَهَ اِلَّا اَنْتَ وَاَنَّ
مُحَمَّدًا عَبْدُكَ وَرَسُوْلـُـكَ وَاَنْتَ اَعْلَمُ بِهِ
Artinya, “Ya Allah, ini hamba-Mu dan anak dari
kedua hamba-Mu. Ia keluar dari kebahagiaan dan keluasan dunia, orang yang
dicintai, dan para kekasihnya di dunia menuju kegelapan kubur dan apa yang akan
ia jumpai di dalamnya. Ia dulu pernah bersaksi bahwa tiada tuhan selain Engkau
dan Nabi Muhammad SAW adalah hamba dan utusan-Mu. Kau pun lebih tahu akan hal
ini.”
9. DOA KELAPANGAN KUBUR
اللَّهُمَّ اِنَّهُ نَزَلَ بِكَ وَاَنْتَ خَيْرُ مَنْزُوْلٍ
بِهِ وَاَصْبَحَ فـَـقِـيْرًا اِلـَى رَحْمَتِكَ، وَاَنْتَ غَنِيٌّ عَنْ عَذَابِهِ
وَقـَـدْ جِئْنَاكَ رَاغِبِيْنَ اِلـَـيْكَ شُفـَـعَاءَ لـَـهُ، اللـّٰهُمَّ اِنْ كَانَ
مُحْسِنًا فَزِدْ فِيْ اِحْسَانِهِ وَاِنْ كـَانَ مُسِيْئًا فَتَجَاوَزْ عَنْهُ وَلـَـقـِّـهِ
بِرَحْمَتِكَ رِضَاكَ وَقِهِ فِتْنَةَ اْلقـَـبْرِ وَعَــَذابَهُ وَافْسَحْ لـَـهُ
فِيْ قـَــبْرِهِ وَجَافِ اْلاَرْضَ عَنْ جَنْبَيْهِ وَلـَــقـِّـهِ بِرَحْمَتِكَ اْلاَمْنَ
مِنْ عَذَابِكَ حَتَّى تَبْعَثَــهُ آمِنًا اِلـَى جَنَّتِكَ بِرَحْمَتِكَ يَااَرْحَمَ
الرَّاحِمِيْنَ
Artinya, “Ya Allah, dia kembali kepada-Mu.
Engkau adalah sebaik-baik tempat kembali. Ia membutuhkan rahmat-Mu. Sementara
Engkau tidak perlu menyiksanya. Kami mendatangi-Mu seraya mengharap kepada-Mu
agar dapat memberikan syafa’at baginya. Ya Allah, jika ia orang baik, maka
tambahkanlah kebaikannya. Jika ia orang jahat, maka maafkanlah keburukannya.
Pertemukan ia dan ridha-Mu berkat rahmat-Mu. Peliharalah ia dari fitnah dan
azab kubur. Lapangkanlah kuburnya. Jauhkanlah dinding bumi dari kedua sisi
badannya. Pertemukanlah ia dan keamanan berkat rahmat-Mu dari azab-Mu hingga
Engkau membangkitkannya dalam keadaan aman menuju surga-Mu berkat rahmat-Mu,
wahai Zat Yang Maha Pengasih.
10. DOA UNTUK AHLI KUBUR
اللهُمَّ اغْفِرْ لَهُ وَارْحَمْهُ وَعَافِهِ وَاعْفُ
عَنْهُ
Artinya, “Ya Allah, ampunilah dirinya, kasihanilah
dirinya, afiatkan dirinya, dan maafkanlah dirinya.”
Untuk jenazah perempuan, kata ganti penanda
maskulin/mudzakkar diganti dengan kata ganti feminin/mu’annats.
اللهُمَّ اغْفِرْ لَها وَارْحَمْها وَعَافِها وَاعْفُ
عَنْها يَا رَبَّ العَالَمِيْنَ
Artinya, “Ya Allah, ampunilah dirinya (perempuan),
kasihanilah dirinya, afiatkan dirinya, dan maafkanlah dirinya, wahai Tuhan
sekalian alam.”
11. DOA KHUSUS UNTUK AHLI KUBUR YANG DIZIARAHI
وَاجْعَلِ اللهُمَّ ثَوَابًا مِثْلَ ثَوَابِ ذَالِكَ
فِي صَحَائِفِنَا وَفِي صَحَائِفِ وَالِدِيْنَا وَمَشَائِخِنَا وَالسَّادَاتِ الحَاضِرِيْنَ
وَوَالِدِيْهِمْ وَمَشَائِخِهِمْ خَاصَّةً وَإِلَى أَمْوَاتِ المُسْلِمِيْنَ عَامَّةً
Artinya, “Ya Allah, jadikanlah pahala ini
sebagaimana pahala demikian yang tercatat pada lembaran kami, lembaran orang
tua kami, guru kami, para pemuka yang hadir, orang tua mereka, dan guru mereka
khususnya, dan arwah umat Islam secara umum.”
12. DOA AGAR INGAT DAN PAHAM AL-QUR’AN
اللهُمَّ ذَكِّرْنَا مِنْهُ مَا نَسِيْنَا وَعَلِّمْنَاهُ
مَا جَهِلْنَا وَارْزُقْنَا تِلَاوَتَهُ آنَاءَ اللَّيْلِ وَأَطْرَافَ النَّهَارِ،
وَاجْعَلْهُ حُجَّةً لَّنَا وَلَا تَجْعَلْهُ حُجَّةً عَلَيْنَا
Artinya, “Ya Allah, ingatkan kami ayat-ayat
Al-Qur‘an yang kami terlupa. Beritahukan kami sesuatu yang kami tidak ketahui.
Anugerahkan kami kesempatan untuk membacanya sepanjang malam dan di tepi-tepi
siang. Jadikanlah Al-Qur‘an sebagai pembela kami. Jangan jadikan Al-Qur‘an
sebagai penghujat kami kelak.”
13. DOA KEMURAHAN DAN KERIDHAAN ALLAH
اللهُمَّ بِفَضْلِكَ عُمَّنَا، وَبِلُطْفِكَ حُفَّنَا،
وَعَلَى الإِسْلَامِ وَالإِيْمَانِ جَمْعًا تَوَفَّنَا وَأَنْتَ رَاضٍ عَنَّا، وَاخْتِمْ
بِالصَّالِحَاتِ أَعْمَالَنَا. رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ
حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ، بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ، وَالحَمْدُ
لِلهِ رَبِّ العَالَمِيْنَ
Artinya, “Ya Allah, ratakanlah keutamaan-Mu.
Selimuti kami dengan kelembutan-Mu. Atas Islam dan iman sekaligus, matikanlah
kami sementara Kaumeridhai kami. Akhiri amal kami dengan kesalehan. Tuhan kami,
berikanlah kami kebaikan di dunia, dan kebaikan di akhirat. Lindungilah kami
dari siksa neraka, dengan rahmat-Mu wahai Tuhan maha penyayang. Segala puji
bagi Allah, Tuhan sekalian alam.”
Pelaksanaan tradisi tahlilan memiliki banyak
manfaat tertama bagi orang yang meninggal, keluarga yang meninggal, maupun
orang yang membaca tahlil dalam sebuah perkumpulan untuk mendoakan agar orang
yang meninggal bisa diterima amalnya dan diampuni dosa-dosanya oleh Allah
subhanahu wa ta’ala.
Hal ini sebagaimana telah dijelaskan di dalam
Al-Qur’an Surat Al-Hasyr ayat 10 yang bunyinya sebagai berikut.
وَالَّذِيْنَ جَاۤءُوْ مِنْۢ بَعْدِهِمْ يَقُوْلُوْنَ
رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلِاِخْوَانِنَا الَّذِيْنَ سَبَقُوْنَا بِالْاِيْمَانِ وَلَا
تَجْعَلْ فِيْ قُلُوْبِنَا غِلًّا لِّلَّذِيْنَ اٰمَنُوْا رَبَّنَآ اِنَّكَ رَءُوْفٌ
رَّحِيْمٌ ࣖ (١٠)
Waalladziina jaauu min ba'dihim yaquuluuna
rabbanaa ighfir lanaa wali-ikhwaaninaa alladziina sabaquunaa bial-iimaani walaa
taj'al fii quluubinaa ghillan lilladziina aamanuu rabbanaa innaka rauufun
rahiimun
Artinya: “Dan orang-orang yang datang sesudah
mereka (Muhajirin dan Anshor), mereka berdoa: Ya Rabb kami, beri ampunlah kami
dan saudara-saudara kami yang telah beriman lebih dulu dari kami, dan janganlah
Engkau membiarkan kedengkian dalam hati kami terhadap orang-orang yang beriman;
Ya Rabb kami, Sesungguhnya Engkau Maha Penyantun lagi Maha Penyayang.” (QS.
Al-Hasyr: 10).
Secara umum, terdapat beberapa manfaat dalam
pelaksanaan tahlilan. Di antara faedah atau manfaat-manfaat itu adalah sebagai
berikut.
1. TAHLILAN DAPAT MEMPERERAT SILATURRAHMI
Membaca tahlil secara bersama-sama di rumah orang
yang meninggal ketika di hari pertama hingga hari ketujuh, bisa mempererat tali
silaturrahim di antara tetangga. Dengan kita hadir dan menahlili orang yang
meninggal, maka akan membuat keluarga yang ditinggalkan memiliki perasaan
tenang karena ada orang yang mau memohonkan ampunan bagi keluarganya yang sudah
meninggal. Otomatis, keluarga yang ditinggalkan itu juga akan memiliki simpati
terhadap orang yang bertahlil. Di situlah silaturrahmi akan terjalin dengan
erat.
2. TAHLILAN BISA MENGINGATKAN PADA KEMATIAN
Hadir dalam sebuah tahlilan juga akan membuat kita
mengingat pada kematian. Hal ini beralasan, karena pembacaan tahlil yang
dibacakan pada orang yang meninggal setidaknya membuat orang yang bertahlil
akan mengingat pada kematian. Bahwa setiap orang yang bernyawa pada akhirnya
akan meninggal dan kembali kepada-Nya. Dengan mengingat mati inilah, setidaknya
orang akan memilih untuk bertaubat dan membuatnya lebih sering memohon ampunan
kepada Allah SWT.
3. TAHLILAN BISA MEMBANTU MEMPERLANCAR BACAAN
AL-QUR'AN
Bacaan-bacaan tahlilan sebagian besar berasa dari
Al-Qur’an. Ketika seorang belum terlalu lancar di dalam membaca Al-Qur’an, maka
dengan ikut tahlilan, ia akan terbiasa mengikuti bacaan tahlil yang dibacakan
oleh orang banyak. Dengan begitu, orang tersebut secara tidak langsung telah
melatih bacaan Al-Qur’annya.
Apalagi ketika keluarga almarhum/almarhumah belum
ada yang bisa membaca Al-Qur’an, meskipun sudah beragama Islam (ini terutama
terdapat pada masyarakat perkotaan), sehingga dengan adanya tahlilan orang yang
meninggal tersebut tetap mendapat pahala dari orang yang menahlilinya.
4. MENGHIBUR KELUARGA ALMARHUM/ALMARHUMAH
Hadirnya masyarakat, tetangga, bahkan keluarga
jauh dan berkumpul di dalam sebuah ritual tahlilan, akan menjadikan keluarga
yang ditinggalkan oleh almarhum/almarhumah bisa terhibur. Apalagi yang hadir
memang sengaja mengucapkan bela sungkawa dan menghibur keluarga yang
ditinggalkan.
5. MEMOHONKAN AMPUN ATAS DOSA ALMARHUM/ALMARHUMAH
Faedah yang terakhir ini adalah faedah yang sangat
luar biasa. Meskipun bukan dari kalangan saudara atau orang dekatnya, tetapi
dengan adanya tahlilan, orang-orang yang hadir di dalam ritual tahlilan
tersebut juga akan mendoakan almarhum/almarhumah. Itulah ukhuwah islamiyah yang
sebenarnya, bahwa di dalam Islam semuanya seperti saudara.
Tahlilan adalah ritual atau upacara selamatan yang
dilakukan untuk mendoakan orang yang telah meninggal. Tahlilan ini biasanya
dilakukan ketika pada hari pertama kematian hingga hari ke-7, kemudian
dilakukan kembali di hari ke-40, ke-100, dan pada hari ke-1000. Sementara itu,
hukum tradisi tahlil bukan kegiatan yang diwajibkan. Artinya, orang yang tidak
membaca tahlil juga tidak akan berdosa. Begitupula orang boleh melakukannya
ataupun tidak.
Sebagian ulama berpendapat bahwa orang yang
pertama kali menyusun tahlil adalah Sayyid Abdullah bin Alwi Al Haddan,
sementara pendapat lain mengatakan bahwa yang menyusun tahlil tidak lain adalah
Sayyid Ja’far Al-Barzanji. Adapun yang paling kuat dari dua pendapat tersebut
adalah pendapat yang mengatakan bahwa yang menyusun pertama bacaan tahlil
adalah Imam Sayyid Abdullah bin Alwi Al Haddad
Berdasarkan hadis Nabi dan pendapat kebanyakan
ulama, tahlilan memang ada dasarnya baik di dalam hadis Nabi maupun pendapat
kebanyakan ulama. Tahlilan juga memiliki banyak faedah di antaranya adalah,
mempererat silaturrahmi, mengingatkan pada kematian, memperlancarkan bacaan
Al-Qur’an, menghibur keluarga yang ditinggalkan dan sebagainya. Akhirnya,
semoga artikel ini bermanfaat bagi umat Islam secara keseluruhan. Aamiin.
Tim Penyusun. Majmu' Syarif
Royyan, Muhammad Danial. Sejarah Tahlil;
Kumpulan Tahlil, Talqin dan Ziarah Kubur dalam Sejarah dan Argumentasinya.
Kendal: Pustaka Amanah dan LTN NU Kendal. 2013
Ibnu Taimiyah. Majmu' Al-Fatawa
Post a Comment for "Susunan dan Tuntunan Lengkap Bacaan Tahlil dan Doa Arwah Beserta Faedahnya "