INILAH ADAB-ADAB PELAJAR TERHADAP GURUNYA
ADAB MURID TERHADAP GURU ITU PENTING
Adab Ke: 1
١ – اَنْ يُوْقِرَ الْمُرِيْدُ شَيْخَهُ وَيُعَظِّمَهُ ظَاهِرًا وَبَاطِنًا , مُعْتَقِدًا أَنَّهُ لاَيَحْصُلُ مَقْصُوْدُهُ إِلاَّ عَلىٰ يَدِهِ ، وَإِذَا تَشَتَّتَ نَظْرُهُ إِلىَ شَيْخٍ أَخَرَ حَرَمَهُ مِنْ شَيْخِهِ وَانْسَدَّ عَلَيْهِ الْفَيْضُ
1. Murid harus memulyakan dan mengagungkan Guru Mursyidnya lahir dan bathin, Meyaqinkan bahwa tidak akan berhasil tujuannya kecuali perantaraan berkahnya, Dan jika bermacam-macam keinginan hatinya kepada Guru Mursyid lain, maka tertutuplah berkah dari Guru Mursyidnya.
Adab Ke: 2
٢ – اَنْ يَكُوْنَ مُسْتَسْلِمًا مُنْقَادًا رَاضِيًا بِتَصَرُّفَاتِ الشَّيْخِ يَخْدِمُهُ بِاْلمَالِ وَاْلبَدَنِ لأَِنَّ جَوْهَرَاْلإِرَادَةِ وَاْلمَحَبَّةِ لاَيَتَبَيَّنُ إِلاَّبِهَذَا الطَّرِيْقِ وَوَزْنُ الصِّدْقِ وَاْلإِخْلاَصِ لاَيُعْلَمُ إِلاَّبِهَذَا اْلمِيْزَانِ
2. Hendaknya murid pasrah, patuh, dan ridlo dengan pengaturan/keputusan Guru Mursyid dalam hal apapun, Siap menghabdi, menyumbangkan harta dan mencurahkan tenaganya untuk Guru, Karena bukti cintanya murid terhadap Guru tidak bisa di buktikan kecuali dengan cara ini, kejujuran (bukti bukan janji/PHP istilah sekarang) dan keikhlasan murid tidak bisa diketahui kecuali dengan ukuran ini.
Adab Ke: 3
٣ – اَنْ لاَيَعْتَرِضَ عَلَيْهِ فِيْمَا فَعَلَهُ ، وَلَوْكَانَ ظَاهِرُهُ حَرَامًا وَلاَيَقُوْلُ لِمَ فَعَلْتَ كَذَا ، لأَِنَّ مَنْ قَالَ لِشَيْخِهِ لِمَ لاَيَفْلَحُ أَبَدًا قَدْ تَصْدُرُ مِنَ الشَّيْخِ صُوْرَةٌ مَذْمُوْمَةٌ فِىْ الظَّاهِرِ وَهِىَ مَحْمُوْدَةٌ فِىْ الْبَاطِنِ
3. Tidak boleh menentang apa yang dilakukan oleh Guru Mursyid, sekalipun lahirnya kelihatan haram dan jangan protes kepada Guru Mursyid (mengapa kamu lakukan begini ?), Sebab barang siapa protes kepada Guru Mursyidnya tidak akan beruntung selamanya. Terkadang Guru Mursyid melakukan perbuatan yang tercela pada lahir tapi terpuji pada bathin.
Jangan Pernah lihat aib/su’uzhon dengan perilaku seorang guru, karena ada beberapa hal, bahkan banyak ilmu yang belum kita ketahui.
Disetiap tindakan seorang guru. Karena setiap tindak tanduk, gerak gerik Guru sudah pasti berdasarkan ilmu yang belum kita miliki.
Adab Ke: 4
٤ – اَنْ لاَيَكُوْنَ مُرَادُهُ بِاجْتِمَاعِهِ عَلىَ الشَّيْخِ شَيْأً غَيْرَ التَّقَرُّبِ إِلَى اللهِ عَزَّ وَجَلاَّ
4. Tujuan berguru dengan Mursyid semata-mata agar bisa Taqorrub / Mendekatkan diri kepada Alloh SWT.
Adab Ke: 5
٥ – اَنْ يَسْلُبَ اِخْتِيَارَ نَفْسِهِ بِاخْتِيَارِ شَيْخِهِ فِىْ جَمِيْعِ اْلأُمُوْرِ كُلِيَةً كَانَتْ أَوْجُزْئِيَةً عِبَادَةً أَوْعَادَة ً، وَمِنْ عَلاَمَةِ اْلمُرِيْدِ الْصَّادِقِ أَنَّهُ لَوْقَالَ لَهُ شَيْخُهُ : ” اُدْخُلْ التَّنَوُّرَ ” ، دَخَل
َ
5. Meninggalkan pilihan sendiri (minta arahan sebelum bertindak).
Adab Ke: 6
٦ – اَنْ لاَيَتَجَسَّسَ عَلىٰ اَحْوَالِ الشَّيْخِ مُطْلَقًا ، فَرُبَّمَا كَانَ فِىْ ذَلِكَ هَلاَكُهُ كَمَا وَقَعَ لِكَثِيْرٍ ، وَأَنْ يُحْسِنَ بِهِ الظَّنَّ فِىْ كُلِّ حَالٍ
6. Jangan membicarakan tentang keadaan pribadi Guru Mursyid secara muthlaq, Kadang-kadang menjadi celakanya murid seperti yang terjadi pada kebanyakan murid, Sebaiknya selalu berbaik sangka kepada Guru Mursyid didalam segala hal.
Adab Ke: 7
٧ – اَنْ يَحْفَظَ شَيْخَهُ فِىْ غَيْبَتِهِ كَحِظْفِهِ فِىْ حُضُوْرِهِ وأَنْ يُلاَحِظَهُ يقلبه فِىْ جَمِيْعِ أُمُوْرٍ سَفَرًا وَحَضِرًا لِيَحُوْزَ بَرَكَتَهُ
7. Selalu menjaga Adab kepada Guru Mursyid sekalipun tidak di hadapannya, sebagaimana ketika di hadapannya.
Adab Ke: 8
٨ – اَنْ يَرَى كُلَّ بَرَكَةٍ حَصَلَتْ لَهُ مِنْ بَرَكَاتٍ الدُّنْيَا وَاْلأَخِرَةِ بِبَرَكَتِهِ
8. Sebaiknya murid meyaqinkan bahwa segala sesuatu yang berhasil dengan baik, urusan dunia maupun akhirat semata-mata karena barokahnya Guru Mursyid.
(Di sarikan dari kitab tanwirul qulub )
Sumber: Nahdlatul Ulama