Menghormat Kepada Pejabat
Soal hormat menghormati, orang-orang NU memang jempolan. Menghormat kepada Allah, menghormat kepada para Rasul Allah, kepada para nabi Allah kepada para Wali Allah, para Syuhada Allah, para ulama, para Kiai, para ustadz, para tamu, bapak dan ibu, sampai kepada para pemimpin. Saking mantannya, lantaran warga NU kebanyakan datang dari kalangan bawah, bahkan kepada pejabat korup yang turun ke kampunnya pun disanjung dan dihormati pula.
Di dunia santri, kepada para Kiai, alim ulama, para guru, para ustadz, pasti mereka mencium tangannya. Bahkan, menciumnya tidak sekadar luar/telapak tangan bagian luarnya saja, tetapi tangan kiainya itu di balik dan diciuminya. Kekeluargaan yang hangat, kekerabatan yang bernuansa agamis diekpresikan dalam kehidupan sehari-hari, sehingga tampak khas dan menarik. Damai, penuh toleransi; yang muda menghormat yang tua, yang tua menyayangi yang muda, tak ada rasa dendam, tak terdengar pertengkaran, haram ngerumpi, dilarang saling memfitnah, indah mengasyikkan. Setiap pejabat tingkat RT, sampai Presiden, tentu akan mendapat perlakuan yang terhormat dan manusiawi. Dari pintu gerbang sampai di sudut ruang tamu kiai; dari secangkir kopi sampai sandal atau sepatu yang tertata rapi.
Perlakuan santri menghormat pejabat semacam itu berdasar pada, pertama:
قومواإلى سيدكم". رواه أبو داود عن أبى سعيد حديث صحيح
Hormatilah pemimpin kalian (HR. Abu Dawud, dari Abi Said, hadits sahih).147
Post a Comment for "Menghormat Kepada Pejabat"