Skip to content Skip to sidebar Skip to footer
Gus Dur Mania

Kisah Perjalanan Hidup Imam Al Ghazali Muda




Menurut Imam Ghazali kaum sufi adalah orang-orang yang berada di jalan Allah secara khusus. Cara mereka adalah cara yang terbenar, jalan mereka adalah jalan yang terbaik, akhlak mereka adalah akhlak yang tersuci. Bahkan jika para cendekiawan, ahli pengetahuan, para ahli hikmah, dan para ulama yang memiliki rahasia-rahasia ilmu syariat di kumpulkan, lalu mengubah jalan hidup kaum sufi, maka mereka tidak akan mampu untuk mengubahnya, atau kaum sufi tidak akan mampu dirubah oleh mereka semua. Imam Abu Hamid Muhammad ibn Muhammad Al-Ghazali lahir di Thurs, Kota Kurasan, kota di bagian persia, pada tahun 405 H/1058 M. Sebelum berumur lima belas tahun Imam Ghazali sudah menguasai berbagai macam disiplin ilmu dalam Islam seperti Ilmu Bahasa, tata bahasa, Al-Qur'an, Hadits, Fiqih, aspek-aspek pemikiran, dan puisi sufi. Meskipun Imam Ghazali menguasai berbagai disiplin keilmuan dalam Islam, apalagi di umur yang masih belia, Imam Ghazali tidak merasa cukup dengan Ilmu yang dikuasainya. Imam Ghazali belajar dan berguru kepada ulama yang masyur kala itu.

Menginjak usia dua puluhan Imam Ghazali belajar tentang Ilmu téologi Islam, dan pemikiran-Pemikiran Islam kepada ulama yang terkemuka saat itu, diantaranya yaitu "Imam Haramain" dibawah bimbingan Abdul Ma'ali Abdul Malik al-Juwaini Imam Ghazali mendapat pendidikan tentang keilmuan Islam. Di Universitas Nizamiyah, Nizam Al-Mulk, Baghdad. Imam Ghazali mengkaji berbagai keilmuan yang pada saat itu sedang diminati oleh setiap orang. Saat Imam Ghazali berguru kepada Imam al-Juwaini, Kecerdasan Imam Ghazali sudah nampak, kecerdasan serta cemerlangnya pemikiran Imam Ghazali berhasil memikat gurunya Imam al-Juwaini sehingga Imam Ghazali menjadi murid favorit dari Imam al-Juwaini yang kala itu menjabat rektor di Universitas Nizamiyah. Imam Ghazali mempunyai kekuatan intelektual, kecerdasan, dan kecemerlangan yang tidak biasa dimiliki oleh usia muda saat itu. Perjalanan Imam Ghazali muda belajar di Nizamiyah, Nizam Al-Mulk, mendapat pujian dari berbagai orang, sebab kala itu Imam masih sangat muda, sehingga tidak aneh kalau saat itu Imam Ghazali menjadi buah bibir, dan disanjung oleh banyak orang. Imam Ghazali memiliki daya ingat yang luar biasa, kecerdasan Imam Ghazali melampaui orang-orang yang sudah berumur di atasnya.

Di saat yang sama ketika Imam Ghazali sedang menjadi buah bibir orang sekaligus pujian orang banyak, namanya pun sudah tersohor di pelosok Islam, saat itu pula guru dari Imam Ghazali yaitu Imam al-Juwaini wafat. Imam Ghazali diberi amanah untuk menggantikan gurunya yaitu Imam al-Juwaini yang saat itu menjabat sebagai rektor dari Universitas Nizamiyah, Imam Ghazali akhirnya diangkat sebagai rektor dan profesor di Nizamiyah, Nizam Al-Mulk, Baghdad, saat itu, dengan menggantikan gurunya Imam al-Juwaini. Imam Ghazali selain menjabat sebagai rektor dan profesor juga merangkap mufti di Universitas Nizamiyah, setiap pendidikan yang dibimbing oleh Imam Ghazali di hadiri oleh ratusan murid, murid Imam Ghazali mencapai tiga ratus murid yang murid-murid Imam Ghazali pun memiliki kecerdasan yang luar biasa, juga banyak murid dari Imam Ghazali yang menjadi ilmuwan saat itu. Sebab dibimbing oleh Imam Ghazali saat itu. Imam Ghazali sewaktu di Universitas Nizamiyah mengajarkan Ilmu Hukum. Dan di usia yang masih sangat muda Imam Ghazali berhasil memikat orang banyak dengan kecerdasan intelektualnya.


Sumber: Nahdlatul Ulama

Post a Comment for "Kisah Perjalanan Hidup Imam Al Ghazali Muda"